Reuni Kami (Ikang Fawzi & Marissa Haque)

Dari UI (Universitas Indonesia), (Usakti) Universitas Trisakti, (Unika Atma) Universitas Katolik Atmajaya, (UGM) Universitas Gajah Mada, IPB (Institut Pertanian Bogor), OU (Ohio University), SMA Negri 8, SMA Negri 3, SMP Negri 73, SD Nasional Palembang, Sekolah Indonesia di Tokyo, dan lain sebagainya...

Ikang Fawzi dalam Tahun Pertama di FISIP-Universitas Indonesia

Ikang Fawzi dalam Tahun Pertama di FISIP-Universitas Indonesia
Angkatan '79, Ikang Fawzi dalam Tahun Pertama di FISIP-Universitas Indonesia

Kekasihku dari Dulu hingga Kini, Ikang Fawzi dalam 25 Tahun Hidupku

Kekasihku dari Dulu hingga Kini, Ikang Fawzi dalam 25 Tahun Hidupku
Kekasihku dari Dulu hingga Kini, Ikang Fawzi dalam 25 Tahun Hidupku

Reuni Pertautan Hati Kami, Setahun Dua Kali Merayakan Pernikahan (Ikang & Icha)

Reuni Pertautan Hati Kami, Setahun Dua Kali Merayakan Pernikahan (Ikang & Icha)
Dalam Setahun Dua Kali Ikang Fawzi & Marissa Haque Merayakan HUT Pernikahan, yaitu Pernikahan pada: (1) 3-7-1986; dan (2) 12-4-1987

Ikang Fawzi dalam "Panggil Aku Valina" (Karya adjie Soetama)

Berumah Tangga's Style Addie MS dan Ikang Fawzi dalam REUNI 2010

Berumah Tangga's Style Addie MS dan Ikang Fawzi dalam REUNI 2010
Serupa Tapi Tak Sama, Pasca 25 Tahun Berikutnya, Gaya Berumah Tangga's Style dari Addie MS dan Ikang Fawzi

Senin, 29 Agustus 2011

Selamat Iedul Fitri bagi yang Telah Memulainya: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Pagi yang sejuk dengan angin semilir di sudut teras balkon rumahku, membawa doaku terbang tinggi menuju Muara-Nya. Allahu Akbar!

ikang-fawzi-marissa-haque-isabella-fawzi-chikita-fawzi

Selamat Iedul Fitri bagi yang Telah Memulainya
Minal aidin wal Faidzin, Maaf Lahir dan Bathin…

Rabu, 27 Juli 2011

Mengelola Semangat dengan Pikiran: dalam Marissa Haque & Ikang Fawzi

Kompas.com - Apa yang kita pikirkan akan mendefinisikan semangat kita. Itu mengapa sangat penting untuk selalu membuat diri termotivasi dan memanamkan dalam pikiran bahwa kita mampu memberikan hasil terbaik.

marissa-haque-anggun-sebaga-calon-hakim-mk

Berbeda dengan pemahaman banyak orang selama ini yang menyebutkan bahwa semangat bisa habis dan harus diisi kembali dengan mengambil jeda, para ahli dari Stanford University berusaha membuktikan bahwa pendapat tersebut kurang tepat. Menurut mereka, semangat yang layu lebih disebabkan karena faktor mindset belaka.

Dari hasil penelitian mereka, diketahui kesanggupan seseorang untuk terus bekerja atau bersemangat sangat ditentukan oleh seberapa besar dan sebatas apa mereka mampu melakukannya.

“Bila Anda merasa semangat itu ada batasnya, maka Anda juga akan mudah lelah jika melakukan pekerjaan yang sulit. Tapi jika Anda merasa tekad dan semangat adalah sesuatu yang tak mudah habis, Anda bisa terus dan terus,” kata Veronika Job, peneliti dari Stanford University.

Dalam penelitiannya, Job dan timnya melakukan serangkaian eksperimen untuk menguji para mahasiswa tentang kegigihan mereka. Setelah mengerjakan tugas-tugas kuliah yang melelahkan, mahasiswa yang yakin bahwa semangat itu terbatas, memiliki hasil ujian konsenstrasi yang buruk dibanding dengan mereka yang yakin bahwa semangat adalah sesuatu yang bisa dikendalikan.

“Mahasiswa yang diberikan pengaruh bahwa konsentrasi mereka ada batasnya harus mengambil jeda beberapa saat sebelum melakukan tugas berikutnya. Namun keyakinan bahwa semangat adalah sesuatu yang tidak terbatas membuat mahasiswa lainnya lebih kuat dalam menghadapi tantangan tugas sulit,” kata para peneliti.

Dalam jurnal Psychological Science, para peneliti mengatakan bahwa kuat tidaknya seseorang menghadapi godaan sangat ditentukan oleh kekuatan pikiran. Mereka mengatakan, hasil penelitian ini bisa menjadi landasan keyakinan bagi para pecandu untuk mengatasi masalahnya atau para pekerja yang sering kehilangan motivasi bekerja.

Minggu, 24 Juli 2011

REUNI Musik dan Akademik Bersatu dalam Keluarga Kami: Ikang Fawzi & Marissa Haque

Ikang Fawzi Rocker Indonesia Pertama dapat MBA dari UGM (2011)

Ikang Fawzi dan 2 Awards Musiknya yang Fenomenal, 1988
Juga Kebaggan Melalui Lagu Preman untuk Lagu dan Penyanyi: Ikang Fawzi dan 2 Awards Musiknya yang Fenomenal, 1988 cerita istrinya Marissa Haque

Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat,
Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat, Wisuda, Yogyakarta, Januari 2011


Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat, Wisuda, Yogyakarta,  Januari 2011.

 Dan...alhamdulillah Ikang Fawzi suamiku tercatat sejarah Indonesia sebagai penyanyi rock Indonesia terkenal yang mendapatkan MBA dari UGM melalui Program Magister Manajemen dari Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM).

Allahu Akbar! Subahanallaaaah...

Jumat, 15 Juli 2011

Semoga Jangan REUNI dengan Kejahatan Politik Media Pos Kota & Inilah.com


Semakin Jelas Kejahatan Tim Media Ratu Atut Chosiyah & Rano Karno Bermarkas di POS KOTA &  Inilah.com.

Kesuksesan Ferry Muchlis Ariefuzzaman kader 'terbaik' Golkar Banten sukses menggiring Damay wartawati lepas Global TV menjadi koordinator kemenangan Atut-Rano biar bisa masuk infotainment!

Kamis, 14 Juli 2011

Reuni Shahnaz Haque (Adik Marissa Haque) dengan Dunia PARENTING


Shahnaz Haque saat talkshow.
Foto : Iman Edison

Rabu, 04/05/2011 18:44 WIB

Parenting

Sumber: http://family.ghiboo.com/shahnaz-haque-butuh-banyak-informasi-dalam-mengasuh-anak

Shahnaz Haque Butuh Banyak Informasi Dalam Mengasuh Anak

Oleh : Cecilia
​Jakarta - Rabu (4/5/2011) ini, artis Indonesia Shahnaz Haque berbagi pendapatnya mengenai pengalamannya sebagai ibu terkait dengan layanan kesehatan terbaru dari Nokia Life Tools di Bapindo Plaza, Sudirman.

Saat berbicara pada talkshow peluncuran aplikasi layanan kesehatan Nokia Life Tools, perempuan yang juga bertindak sebagai brand ambassador Nokia Life Tools tersebut, aplikasi yang berupa informasi kesehatan keluarga melalui telepon seluler ini memiliki banyak manfaat. Shahnaz mengakui, sebagai seorang ibu, dia membutuhkan banyak informasi mengenai anak.

"Saya merasakan sekali, bahwa menjadi seorang ibu, informasi kesehatan itu sangat penting," ujarnya. Selain penting, hal tersebut menenangkan sang ibu. Ia akan tenang menghadapi anak yang tiba-tiba panas, mengetahui bagaimana menyusui dengan baik, dan masih banyak lagi.

Dia tidak hanya membicarakan mengenai keluarga-keluarga di kota-kota besar, namun juga mencakup banyak daerah terpencil di seluruh Indonesia. Shahnaz memberi contoh, warga di NTT sangat haus akan informasi. Cara meraih informasi di tempat terpencil adalah melalui telepon seluler.

Handphone saat ini bukan lagi sebuah barang elektronik mewah, namun juga menjadi kebutuhan pemenuh dahaga informasi, termasuk mengenai kesehatan. Informasi yang benar dibutuhkan agar orangtua tidak lagi termakan mitos-mitos yang salah dalam mengasuh anak, agar penanganan kesehatan pada anak bisa sesuai dan tepat waktu.

"Dengan informasi yang tepat, ibu bisa merasa nyaman, siap menjadi seorang ibu, karena kesehatan dalam keluarga banyak ditentukan oleh ibu," jelas Shahnaz.

Bagaimana, Mama? Apakah Anda sudah memiliki informasi yang cukup dan tepat untuk si kecil dan seluruh keluarga?

(Ghiboo)

Reuni Shahnaz Haque (Adik Marissa Haque) dengan Teknik Lingkungan UI

Shahnaz Haque
Kembali ke Khitah 

Sumber: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/05/10/PT/mbm.20100510.PT133493.id.html

SETELAH sepuluh tahun, Shahnaz Haque akhirnya kembali ke bidang teknik lingkungan yang dulu ditekuni semasa kuliah. Akhir bulan lalu istri penabuh drum Gilang Ramadhan ini didapuk sebagai petugas hubungan masyarakat Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI). "Aku 'dijewer' dosen pengujiku, disuruh kembali ke khitah supaya ilmu enggak karatan," ujar perempuan 37 tahun itu.

IATPI merupakan komunitas di bawah Kementerian Pekerjaan Umum yang beranggota profesor dan dosen teknik penyehatan lingkungan. Sebagai petugas humas, Shahnaz diminta ikut mengedukasi masyarakat mengenai sanitasi dan kesehatan lingkungan. Dia mengaku sempat canggung sewaktu harus bicara di depan 150 mahasiswa Universitas Indonesia. "Seperti orang yang lama enggak nyetir disuruh nyetir," katanya.

Sudah lama Shahnaz memang ingin belajar kembali. Namun kesibukan kerja dan mengasuh tiga putri kecil membuat impiannya tertunda. Tawaran IATPI menjadi pelipur hati. Saking senangnya menerima tawaran, dia sampai lupa menanyakan honor sebagai petugas humas. "Serasa kembali ke rumah," ujarnya. Sejauh-jauh bangau terbang, akhirnya kembali ke sarangnya juga.

Rabu, 13 Juli 2011

REUNI "Go Clean Concert" Ayah Ikang Fawzi: dalam Catatan Bunda Marissa Haque

Ikang Fawzi tampil dalam Go Clean Concert
Oleh Herry Suhendra 
 Gilang Ramadhan & Shahnaz Haque, 
Ekki Soekarno & Soraya Haque, Ikang Fawzi & Marissa Haque
Published On: 04 July 2011
JAKARTA: Kelompok BIL (Brother in Law) yang terdiri dari Ikang Fawzi, Ekki Soekarno dan Gilang Ramadhan akan tampil dalam konser bertema Go Clean Concert di Bentara Budaya Jakarta pada 7 Juli 2011.


Nama ketiga musisi ini dikenal sebagai figur-figur yang berkecimpung di dunia musik dengan serius dan konsisten selama ini . Ikang Fawzi ,51, adalah musisi dan penyanyi rock, juga pemain film yang populer tahun 1980-an. Saat ini Ikang lebih sibuk sebagai pengusaha properti dibanding kegiatannya di dunia seni yang membesarkan namanya.

Setelah menyelesaikan pendidikan di SMU, Ikang mengembangkan bakat bermusiknya bersama temanny Addie MS. Beberapa album yang telah dikeluarkan oleh Ikang antara lain, "Selamat Malam", "Randy & Cindy", "Preman", "The Very Best of Ikang Fawzi" dan album teranyarnya "Dua Sisi".

Album "Selamat Malam" berisi 10 lagu, 8 di antaranya di aransemen oleh Addie M. S., yang berperan juga sebagai music directornya. Sedangkan album   "Dua Sisi", dirilis April 2005 setelah hampir 20 tahun tidak mengeluarkan karyanya.

Ikang pernah mendapat gelar "The Best Rocker" pada tahun 1987. Awal perkenalan Ikang dengan dunia seni peran adalah saat mengisi malam puncak FFI 1981. Saat itu Ikang tampil sebagai penyanyi, kemudian ia diajak main film "Pengantin Remaja II" (1982).

Keberuntungan didapat oleh Ikang, dirinya dipasangkan dengan artis cantik Marissa Haque dalam film "Tinggal Landas Buat Kekasih" (1984) dan "Yang Kukuh Runtuh" (1985). Mereka bermain bersama setelah menikah dalam film Biarkan Bulan Itu (1987).

Sementara Ekki Soekarno, 49, adalah pemeran dan pemusik Indonesia. Dia pernah bermain dalam sejumlah film nasional dengan debut dalam film Tirai Malam Pengantin (1984). Selain itu, dia pernah menjadi penyanyi dengan mengeluarkan satu album dimana dia bernyanyi  bersama Ikang Fawzi, Andi Meriem Matalatta, Fariz RM, dan Dian Pramana Poetra.

Sedangkan Gilang Ramadan, 48, adalah pemusik yang berfokus bermain drum. Musik, bagi mereka bukan hanya sekadar berkarya dan memburu  popularitas, tapi musik adalah bahasa jiwa, bahasa universal bagi mereka bertiga. Bermusik diharapkan menjadi ekspresi rasa dan kreativitas dengan menyampaikan berbagi pesan kemanusiaan, kontrol sosial serta perdamaian. (bsi)

Selasa, 17 Mei 2011

Pertimbangan Illahiyahku: Marissa Haque Fawzi


Jumat, 18 Maret 2011

Cukup Sekali di Pilkada, Kini Marissa Haque Bercita-cita Jadi Hakim MK bidang Hukum Bisnis


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Marissa Haque menegaskan bahwa dirinya tidak akan terjun lagi dalam ajang pemilu kepala daerah (pilkada) di Banten. Menurut dia, keikutsertaannya dalam pilkada Banten beberapa waktu lalu cukup sebagai pembelajaran dalam hidupnya.

”Jadi saya ucapkan terima kasih kepada Pak Suhaemi mantan Kajati Banten yang telah mempercayai saya,” ujarnya “Mungkin waktunya kurang tepat,” tegas Marissa saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta Jumat (18/3)

Marissa menuturkan saat kini ia tengah berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan studi S2 nya di UGM di dua fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi Bisnis. ”Fokus saya saat ini ke situ,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan cita-cita besarnya saat ini adalah ingin berkarier sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi (MK). ”Saya melihat di MK saat ini belum ada Ahli Hukum Bisnis. Sembilan hakim di MK adalah ahli Hukum Tata Negara, Hukum Pidana dan Hukum Perdata. Belum ada dari Hukum Bisnisnya, yang nantinya spesialisasi insya Allah pada Hukum Ekonomi Syariah,” ujar Marissa.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Rep: Rahmat Santosa B
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/sengga…

Minggu, 10 April 2011

Setuju Musik Masuk ke Dalam Kurikulum: Ikang Fawzi & Marissa Haque



Jum'at, 04 Maret 2011 17:15 wib

Sumber: http://kampus.okezone.com/read/2011/03/04/373/431483/indonesia-butuh-kurikulum-musik

SURABAYA- Kondisi pelajaran musik di sekolah dasar hingga menengah atas kian memprihatinkan. Bahkan pola-pola pembelajaran terkesan monoton sehingga siswa tidak memahami musik secara pasti. Pelajaran musik di Indonesia hanya sebatas teori saja.

Hal itu disampaikan Ketua Music Teacher Association of Indonesia (MTAoI) Ivon Maria Pek Pien. "Pelajaran musik di Indonesia sangat jauh tertinggal dibanding luar negeri. Oleh karena itu, melalui MTAoI ini akan diperjuangkan agar terwujudnya kurikulum musik skala nasional," kata Ivon di sela-sela acara Open Piano Competition The 11th Galaxy International di Hotel JW Marriot, Jalan Embong Malang, Surabaya, Jum'at (4/3/2011).

Dia menambahkan, di Indonesia, sekolah musik selalu dicampurkan dengan sekolah umum. Beberapa siswa selalu dibebani dengan pelajaran musik yang hanya teori saja. MTAoI berencana menggulirkan kurikulum bagi perkembangan musik di Indonesia, yakni bagaimana menanamkan musik secara benar sejak dini. Kemudian, ketika siswa beranjak dewasa dapat menerapkan musik tanpa harus les privat lagi.

Ivon mengkritik, Indonesia tidak memiliki konservatorium, sebuah wadah untuk mencari bakat-bakat musisi. Di luar negeri, seperti di New York dan Eropa, konservatorium ini sudah melembaga. "Kabarnya sih akan ada pembangunan konservatorium di Indonesia. Sayangnya yang mendanai bukan pemerintah Indonesia, melainkan pemerintah Belanda bekerja sama dengan kampus Widya Mandala Surabaya," ungkapnya. (rfa)(rhs)

Sabtu, 26 Maret 2011

Reuni dengan Penegakan Hukum Mandul Indonesia: Marissa Haque Fawzi

Sabtu, 26 Maret 2011

Kepentingan Tersembunyi dari Dugaan Kekurangmauan Pemberantasan Korupsi Indonesia: Marissa Haque Fawzi

Diduga Berantas Korupsi hanya RETORIKA Belaka

 Catatan dari menonton Metro TV hari ini:

Kini ada 12 INPRES untuk urusan Mafia Pajak Gaqyus Tambunan. Pendapat lugas dan cerdas disuarakan oleh Dr.Zaenal Arifin Muchtar dari UGM (Ketua PUKAT FH UGM) di Yogyakarta, dalam sebuah wawancara jarak jauh dan life. Menurutnya, komitmen dari Leader tidak ada atau diduga "tidak mampu", dengan pertimbangan kenyataan lain di lapangan yang tersaksikan masyarakat sebagai: (1 )tidak berani; (2) tidak tetap hati; dan (3) tidak mau.

Kemampuan manajerial birokrat yang tak berkomitmen harus disegerakan untuk DIPANGKAS oleh Presiden RI. Kemampuan manajerial sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan cq Presiden RI yang intelektual berkelas Doktor harus mampu menggantikan mereka berdasarkan hasil pembobotan HR Scored Card berbasis Merit Based System.
Menurut Dr. Rizal Ramli adalah bahwa Demokrasi Kriminal Indonesia terbajak sistem Politik dan Leadership lemah karena dugaan sang Leader yang tidak bersih (Metro Hari Ini, Pk 18.20)
 

Selasa, 22 Maret 2011

Marissa Haque Dianiaya di Dunia Maya kata FORGOS di detik.com

Siapakah pelaku pengiriman berita ini di FORGOS di grup detik.com??? Jahat sekali oknum mereka itu ya? Biarlah di akhirat nanti mereka semua akan  menanggung energi buruk yang mereka keluarkan.
Kami sekeluarga memaafkan anda semua!

Sumber: http://forum.detik.com/marissa-haque-merasa-teraniaya-di-dunia-maya-t231222.html
Citra baik Marissa Haque sebagai seorang artis, politisi, dan ibu rumah tangga dirusak orang tak bertanggung jawab di dunia maya. Ia pun mengangap hal itu sebagai black campaign. Apa sebab?.

Diceritakan Marissa Haque, semenjak ia memberikan dukungan penuh terhadap Andre Taulany sebagai calon Walikota Tangerang Selatan banyak bermunculan gambar-gambar seronok mengatasnamakan keluarganya di dunia Maya. Ia pun menduga ada unsur politik di dalamnya.

"Itu kalau disearching nama Ikang di Youtube, pasti ada gambar esek-esek dengan judul namaku atau Ikang. Masya Allah. Ini kan semacam pembusukan karakter," ujar Marissa saat ditemui di kediamannya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (18/1/2011).

Ibu dua anak itu awalnya tak menyadari jika citra baiknya sudah teraniaya di dunia maya. Karena ia terbiasa memanfaatkan internet hanya untuk keperluan pekerjaan.

"Tadinya aku cuek. Karena biasanya aku buka internet hanya untuk riset. Ternyata pas diberitahu, aku coba searching, Dan itu cukup mengganggu," jelas wanita yang sempat mencalonkan jadi Wakil Gubernur Banten pada tahun 2006 lalu itu. (sumber: yahoo)

Marissa Haque Dianiaya di Dunia Maya kata FORGOS di detik.com

Kamis, 03 Maret 2011

Reuni dengan Mahzab Bulak Sumur UGM: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Allahu Akbar!


 
Ya Allaaah... fabiayyi ala'i Robbi kumma tukadzdibaaan...
tak ada lagi ni'mat yang akan kami dustakan Ya Allaaah... Terimakasih banyak atas rezeki umur panjang, kebahagiaan berkelanjutan... anak-anak sehat dan cantik-cerdas... teman-teman kami yang setia dalam suka dan duka... terimakasih Ya Allah...terimakasih...

Bulan-bulan terakhir ini kami berdua semakin banyak berdua... bulan madu teruuus... Alhamdulillaaah...

Bulan Madu Terus Selama di Yogyakarta: Marissa Haque & Ikang Fawzi
Sumber:http://marissa-haque-fh-ugm.blogspot.com/

Senin, 21 Februari 2011

Reuni Ikang Fawzi & Marissa Haque dengan Civitas Academica Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta

Laporan reporter Tribun Jogja Hari Susmayanti

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN
- Ikang Fawzi dan Marissa Haque mengajak seluruh rakyat Indonesia, ikut menghijaukan lereng Merapi. Ajakan itu disampaikan usai Ikang menanam pohon jati dan Marissa menanam pohon Trembesi, pada acara penanaman seribu pohon di Hargobinangun, Pakem, Sleman, Jumat(18/2/2011).

Pasangan suami istri itu mengharapkan, hutan yang hancur akibat letusan Merapi cepat tumbuh subur sehingga kawasan itu pulih seperti sedia kala. "Mari bangun kembali hutan kita yang sudah hancur agar hijau dan bisa bermanfaat bagi masyarakat," katanya sehabis menanam pohon di acara yang digelar Fakultas Hukum UGM itu.

Pada acara bakti sosial ini Ikang dan Marissa menanam pohon jati dan trembesi di lahan hutan rakyat. Pihak Fakultas Hukum UGM memberi bantuan sebanyak 1000 bibit pohon kepada masayarakat di sisi selatan Merapi.

Menurut Camat Pakem, Budiharjo, kerusakan hutan di wilayah Pakem  mencapai sekitar 60 hektare terdiri dari hutan rakyat seluas 10 hektare dan kawasan hutan taman nasional Merapi seluas 50 hektare. "Bantuan dari UGM ini akan ditanam di hutan rakyat agar nantinya dapat dimanfaatkan warga sekitar," katanya. (*)

Editor : syafik
 
Mas Ikang Fawzi & Mbak Marissa Haque: Maturnuwun sanget  TRIBUNJOGJA.COM, Sleman

Kamis, 10 Februari 2011

Ikang Fawzi & Marissa Haque: Reuni 10 TahunPasca Pernikahan Shahnaz Haque-Gilang Ramadhan


10 Tahun Pernikahan Shahnaz Haque-Gilang Ramadhan: “Kalau Tidak Tahan, Anak Kami Bisa 24 Orang”

gilang-shahnaz-julian
Gilang Ramadhan & Shahnaz Haque (Julian/BI)
“PERNAH lihat orang Jepang bermata belo tidak?” celetuk Shahnaz Haque (38) sambil berpose dengan kostum kimono ala wanita Jepang.

Sang suami, Gilang Ramadhan (47) hanya tersenyum melihat polah istrinya. Beberapa detik kemudian, Shahnaz sudah berada tepat di samping Gilang yang asyik menguyah kacang.

“Kami sedang pacaran, lagi kencan,” ceplos Shahnaz tersenyum kecil.

Pacaran yang dimaksud Shahnaz dan Gilang, tentu saja menghabiskan waktu bersama tanpa diusik ketiga anaknya.
"Anak-anak kami sedang sekolah. Kami sering memanfaatkan waktu sempit ini untuk jalan-jalan,” ujar Gilang.

Kami meminta pendapat Gilang tentang penampilan istrinya saat itu. “Hmm... jadi nafsu nih, habis kamu seperti paduan cewek Jepang dan India sih,” Gilang tersenyum nakal.

Dibilang begitu, pipi Shahnaz memerah. Beginilah keseharian pasangan Shahnaz Haque-Gilang Ramadhan. Penuh keceriaan dan selalu mesra.

“Tidak terasa, Mei nanti pernikahan kami berumur 10 tahun. Akhirnya, sampai juga ya pah, enggak disangka,” Shahnaz tersenyum dan disambut tawa Gilang.

“Tapi Gilang bukan pria yang romantis. Dia tidak pernah memberi saya bunga, cokelat apalagi lagu. Dia hanya memberi saya tiga anak yang lucu-lucu dan mukanya mirip Gilang semua. Itu lebih dari cukup,” jawab Shahnaz ketika ditanya kado apa yang ingin ia terima dari Gilang di perayaan 10 tahun pernikahannya nanti.
“Jadi, kami tidak bikin perayaan apa-apa. Kita bikin anak saja yuk pah,” Shahnaz tersenyum manja. Suami-istri ini berbagi pengalaman mengarungi bahtera rumah tangga 10 tahun terakhir lengkap dengan lika-likunya.

Masa-masa Sulit di Awal Pernikahan
Merunut awal percintaan hingga rumah tangga mereka dianugerahi tiga bidadari cantik, Shahnaz bertutur pernikahannya pernah melalui masa sulit.

“Itu lumrah, setiap rumah tangga pasti mengalami itu,” bilang Shahnaz. Yang jadi perkara, Shahnaz-Gilang justru mengalami masa sulit di awal pernikahan.

“Di usia 29 tahun, saya sudah memilki segalanya. Punya rumah sendiri dan materi yang berkecukupan, pekerjaan dan gelar.. Saya tidak terburu-buru menikah karena itu bukan sesuatu yang mendesak. Tiba-tiba Allah mempertemukan kami dan saya benar-benar tidak bisa berkutik,” ungkap Shahnaz.

Itu yang jadi masalah. Meski Shahnaz yakin Gilang jodohnya, mengubah pola hidup yang sudah tersusun rapi kemudian hidup dalam satu atap tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jelas ada perbedaan.

”Namanya juga rumah tangga, pastilah ada ribut-ribut kecil karena perbedaan pendapat. Menyatukan dua pribadi yang sudah matang itu sulit sekali,” bilang Shahnaz.
Untungnya itu tidak lama. Satu bulan menikah, Shahnaz hamil. Keadaan berubah membaik.
“Saya jadi percaya ungkapan anak bisa mempersatukan orangtua. Hubungan kami jadi dekat karena Gilang mengurusi kehamilanku,” sebut adik Marissa Haque ini.
Sejak Shahnaz hamil, Gilang melakukan perubahan besar dalam hidupnya. Dari rocker menjadi pengasuh bayi.

“Salah satu yang bikin kami bertahan sampai saat ini, karena saya tahu dia sayang banget dengan anak-anak. Dia ikut temani aku bangun jam dua pagi ketika aku harus menyusui bayi. Malah, dia lebih telaten dari aku dalam mengurus bayi,” ungkap Shahnaz.

Yang dibutuhkan istri adaah sosok pria yang bisa melindungi dan merawat anak-anaknya. Gilang sudah lebih dari cukup memenuhi kriteria Shahnaz menjadi suami yang baik.
Jika anak bisa mempersatukan mereka, tak heran bila sebulan setelah putri pertamanya, Pruistin Aisha, Shahnaz hamil lagi.

“Awal-awal pernikahan kami sudah disibukkan dengan dua buah hati. Ternyata Gilang tokcer juga ya. Makanya, menikahlah dengan orang Sunda,” kata Shahnaz sambil terkekeh.
Giliran Gilang menimpali sambil menahan senyum.

“Mungkin, kalau tidak ditahan, anak kami bisa berjumlah 24 orang.”

Gilang Ramadhan: Poligami?
Era ’80 sampai ‘90-an, siapa yang tak kenal Gilang Ramadhan? Tabuhan drumnya mampu menyihir banyak wanita. Rockstar memang selalu identik dengan wanita.
Namun, apa yang membuat Gilang bisa setia pada satu cinta?

”Saya punya prinsip, satu saja pusing mengurusnya apalagi dua atau tiga,” kata Gilang menjawab apakah dia setuju poligami.

Ia membayangkan, jika dirinya menikah lagi, korbannya bukan hanya Shahnaz, tapi juga anak-anak.
“Yang namanya kasih sayang itu enggak bisa dibagi-bagi. Anak-anak pasti merasakan,” cetusnya.
Inilah yang menenangkan hati Shahnaz. Ia bersyukur, Tuhan menjodohkannya dengan Gilang.
“Saya pernah berpikir. Mungkin melamun. Banyak pasangan lain yang tidak sebahagia saya. Ada maasalah rumah tangga atau kelakukan si suami yang aneh-aneh. Di situ saya bersyukur memiliki Gilang. Dai begitu menyayangi keluarga ini. Bahkan, bisa dibilang, dia lebih takut menyakiti hati anak-anaknya ketimbang menyakiti hati istrinya sendiri. Itu yang saya kagumi,” urai Shahnaz.

Mereka berharap, usia rumah tangga ini tidak berhenti sampai bilangan sepuluh saja. Masih ada belasan dan puluhan tahun lagi yang harus dilalui.
“Setiap hari kami berusaha membenahi kekurangan masing-masing. Komunikasi itu poin yang amat penting untuk pernikahan ini,” sebut Gilang.

“Janji ya pah, jangan tinggalkan aku. Meninggalnya jangan cepat-cepat, nanti aku tidak ada yang menemani,” pinta Shahnaz diiringi anggukan kepala Gilang. Duh mesranya.
(jul/gur)

Sumber: http://www.tabloidbintang.com/berita/sosok/8819-10-tahun-pernikahan-shahnaz-haque-gilang-ramadhan-kalau-tidak-tahan-anak-kami-bisa-24-orang.html

Jumat, 21 Januari 2011

Marissa Haque: Reuni dengan Laptop Putih Susu Apple Mac Hadiah dari Ikang Fawzi Suamiku

Beri Hadiah ke Ikang, Marissa Haque Malah Dikasih Surprise
Sumber: Hendra, kapanlagi.com, Jan 2011

Marissa HaqueAtas kelulusan sang suami dengan hasil sempurna ketika menyelesaikan studi S2 pada bulan Desember 2010 lalu, Marissa Haque merasa perlu memberikan hadiah. Keberhasilan Ikang Fawzi itu pun ditandai dengan pemberian kado kepada sang suami yang disesuaikan dengan kebutuhannya, yakni sebuah laptop.

“Aku tahu Ikang butuh alat yang canggih dan simple dan bisa juga untuk otak-atik lagu. Dia kan orangnya suka bikin lagu terus mengaransemen sendiri. Dengan laptop itu Ikang bisa kerjakan dalam satu tempat,” cerita pemilik nama lengkap Marissa Grace Haque ini di kediamannya di kawasan Bintaro, Tangerang, Selasa (17/1).

Tapi tanpa diketahui Marissa Haque, Ikang pun sudah menyiapkan hadiah untuk dirinya. Dan hadiah yang diberikan juga sama seperti yang diberikan Marissa ke Ikang.

“Jadi aku mau memberikan hadiah laptop ke dia, nggak tahunya dia juga ngasih aku laptop juga yang sama. Katanya aku kan suka ngedit film di laptop, jadi dengan laptop ini aku dipermudah. Aku dikasih warna putih yang girly dan Mas Ikang aku kasih warna silver yang cowok banget,” ujarnya sambil tersenyum.

Memang tidak dipungkiri, kalau urusan gadget, pasangan suami istri ini sangat up to date. Bagi mereka laptop yang mereka miliki sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan informasi dan pendidikan. (kpl/hen/boo)

Selasa, 11 Januari 2011

Marissa Haque Fawzi: Reuni dengan Isu Pertanian IPB-ku Islami & Syariah

Wednesday, January 12, 2011 | 10:47:27

Sumber: http://matanews.com/2010/01/20/ipb-luncurkan-mobil-klinik-tanaman/
Education | Wed, Jan 20, 2010 at 18:34 | Jakarta, matanews.com

hajjah_marissa_haque_fawziInstitut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan Mobil Klinik Tanaman Terpadu yang akan memberikan layanan kepada petani terkait dengan masalah tanaman, tanah, hama dan penyakit.

“Mobil Klinik seharga Rp900 juta per unit tersebut merupakan hibah kompetisi dari Program Revitalisasi Pendidikan Tinggi Pertanian Ditjen Dikti,” kata Dekan Fakultas Pertanian, Prof Didi Sopandi saat peluncuran mobil klinik tersebut di Kampus IPB, Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Mobil klinik tersebut juga memberikan layanan konsultasi arsitektur lanskap di sentra pertanian dan daerah mitra kerja IPB.

IPB, lanjut dia, mewujudkan program Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) tersebut dengan membangun klinik tanaman terpadu yang “mobile”.

aula-ipb-kampus-marissa-haque-fawzi-2011Peluncuran Mobil Klinik Tanaman Terpadu tersebut dilakukan oleh Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, yang dihadiri Direktur Akademik, Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan Nasional Dr Illah Sailah.

Mobil klinik tersebut direncanakan mulai beroperasi pada Februari 2010 dan pada tahap awal baru akan melayani petani di Bogor, terutama di desa-desa sekitar kampus IPB. Ke depan, mobil klinik juga akan melayani petani di berbagai daerah di Indonesia, bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.(*an/z)